Rabu, 21 April 2010

Minato_Kushina_Love_Story chapter 1

Chapter I
Sebagai kaum Muhajirin dari Whirlpool Country,Kushina tidak punya pilihan selain menjalaninya. Tidak peduli seberapa keras ia mengatakan dan seberapa banyak orang yang dipaksa untuk mendengarkannya. "Aku akan ikut bertarung. Aku seorang shinobi dari Whirlpool Country dan sudah jadi kewajibanku untuk membela desaku!!"teriaknya pada semua orang, bakan pada tim penolongnya dari Desa Konoha. Tapi tetap saja semua orang, bahkan guru kesayangannya, Takamaru sensei, berkata, "Kau masih terlalu kecil Kushina.." dan memaksanya untuk ikut mengungsi ke Desa Konoha. Mencari perlindungan dan keamanan.
Dan disinilah ia berada sekarang. Sendirian. Sebagai satu-satunya sisa klan Uzumaki dari Whirlpool Country. Sisa klan yang dulu pernah Berjaya di Whirlpool Country karena teknik Tarian Pedang legendaris mereka, Naginata.
Kushina kecil berlarian sendirian. Mengingat bahwa hanya ialah satu-satunya anak yang berumur 8 tahun dari Whirlpool Country yang selamat dari serangan Iwagakure. Ia sedang dalam misi yang diperintahkan Sandaime kepadanya dan yang lain, mencari Apartemen atau rumah yang bisa ia tinggali.
Kushina sedang sibuk berlarian disekitar Apartemen tua untuk melihat apakah ia dapat tinggal disana ketika ia menabrak seorang anak lelaki seumurannya. Rambutnya pirang jigrak, hampir dimakan Kushina saking mirip Durian, dengan alis kuning dan mata biru yang mirip warna langit atau batu-batuan berwarna biru.
"Ma..Maaf.." ujar Kushina. Mereka saling bertatapan selama beberapa detik sebelum akhirnya Kushina bangkit duluan dan mengulurkan tangan untuk membantu anak yang ditabraknya berdiri.
Anak itu mengangkat alis. "Yah.. Aku tidak apa-apa," jawabnya sambil menyambut uluran tangan Kushina dan berdiri juga. "Kau siapa? Aku tidak pernah melihatmu sebelumnya,"tanyanya.
"Uzumaki Kushina," jawab Kushina sambil mengulurkan tangannya lagi untuk berjabatan, "Senang berkenalan denganmu."
"Senang berkenalan denganmu juga. Aku Namikaze Minato," jawab Minato sambil berjabatan dengan Kushina. "Kau bukan penduduk dari sini ya? Apa kau baru pindah?"
"Aku dari Whirlpool Country…" jawab Kushina muram.
Minato memandang Kushina beberapa saat sebelum akhirnya temannya memanggilnya. "Heeeiii Minatoooo," panggil Fugaku dari ujung belokan Apartemen, "Kau sedang apa?Siapa dia?" Tanya Fugaku dengan curiga ketika ia menyampiri Minato dan melihat Kushina.
"Fugaku kun, dia ini Uzumaki san dari Whirlpool Country," kata Minato sambil mengenalkan Kushina. Fugaku masih memandang Kushina dengan sorot mata curiga, " Fugaku."
"Uzumaki Kushina," ujar Kushina sambil mengulurkan tangannya(lagi?) untuk berjabat tangan, yang ditolak dengan dingin oleh Fugaku.
"Minatooooooo," panggil beberapa anak lainnya. Dan muncullah sekelompok anak dari ujung belokan gang. Ada yang ndut, ada yang kembar, pirang, dan yang satu lagi berambut hitam. "Fugaku? Kalian sedang apa? " Tanya mereka. Salah satu dari mereka menatap Kushina, "Siapa anak ini?"
"Ini Uzumaki Kushina san dari Whirlpool Country," jawab Minato. Kushina tersenyum. "Senang berkenalan dengan kalian," ucapnya ceria.
"Aku Chouza Akimichi," jawab si anak ndut. "Ini Hiashi dan Hizashi,keduanya dari klan Hyuuga," ujarnya sambil menunjuk ke si kembar, "Inoichi Yamanaka," Chouza menunjuk si anak pirang, "Dan Shikaku Nara," Anak berambut hitam mengangguk. "Ayolah Minato.. Kita sudah berjanji akan bermain hari ini dan bukannya mengenalkan anak ini," Fugaku mengedikkan kepalanya kearah Kushina dengan cuek.
"Kau benar.." jawab Minato, "Bagaimana Kushina? Kau mau ikut?"
Fugaku mendengus.
"Tidak, terima kasih," jawab Kushina, "Kau baik sekali, tetapi masih ada tugas yang harus kukerjakan."
"Baiklah kalau begitu," balas Minato sambil berbalik dan berlari menjauh. "Ayo semua, kita pergi. Sampai nanti Kushina," katanya tanpa melirik Kushina sedikitpun.
Kushinapun melanjutkan melihat-lihat apartemen.
Kushina akhirnya menemukan apa yang ia cari.
Sebuah ruangan kecil tapi nyaman. Terletak di bagian atas apartemen sehingga ia dapat melihat pemandangan Konoha dari tinggi di jendelanya. Ruang tamunya bergabung dengan ruang makan. Dengan satu kamar tidur dan kamar mandi. Setelah puas melihat-lihat dan merasa yakin, ia pergi ke tempat Hokage untuk memberitahunya bahwa ia akan tinggal disitu.
Sebagai pengungsi, Kushina mendapat prioritas yang cukup baik. Hanya dalam waktu seminggu ia selesai mendapatkan dan menata perabotan rumahnya. Dia banyak memakai warna merah dan putih pada interiornya.
AN: Alamat jadi ninja Indonesia… Ntar namanya jadi Indonesiagakure de… Hehehe… Desa Indonesia.. Klo ada beneran Author mo daftar.. :P
Dia berniat pergi ke kantor Hokage untuk bertanya apakah ada misi yang bisa ia kerjakan. Tapi Sandaime hanya berkata, "Kau masih terlalu muda untuk melakukan misi. Aku akan mengirimmu ke Akademi."
"Aku Genin!!! Kakek tahu itu!!" teriak Kushina protes.
"Tetap saja kau masih butuh banyak latihan. Kau bisa mendapatkannya di Akademi. Ini juga supaya kau bisa mudah berbaur dengan penduduk desa lainnya.." Sarutobi berdiri,menatap Kushina sambil meniup asap pipanya. "Jadi? Kau sudah menetapkan pilihan?"
"Hah? Menetapkan apa?"
Sarutobi menarik napas, "Jujur saja, sebelum beliau meninggal, ketua desa kalian berpesan padaku supaya mengangkat kalian menjadi anggota Konohagakure jika yang tersisa dari kalian hanya sedikit," pandangannya melembut pada Kushina, "Tapi aku tidak memaksa kalian menjadi anggota desaku jika kalian sendiri tidak ingin. Jadi aku memberimu pilihan," Sandaime menatap ramah pada Kushina.
"Apa kalau aku tinggal disini aku bisa jadi kuat?" tanya Kushina.
Sarutobi mengerutkan kening, "Kenapa kau ingin jadi kuat?"
"Supaya bisa bertarung untuk melindungi. Untuk melindungi apa yang berharga bagiku agar tidak hancur dan musnah seperti desaku.." jawab Kushina.
Sarutobi tersenyum, "Tentu kau bisa. Itu semua tergantung dirimu."
Kushina tersenyum balik dan Sandaime dapat mengartikannya.
"Baiklah. Kita sudah setuju," ujarnya sambil kembali duduk. "Kau bisa pergi ke Akademi besok pagi. Tapi sebelumnya kusarankan kau ke bawah untuk mengisi formulir kependudukan. Dengan begitu, jika kau dapat lulus ujian genin disini, kau dapat menjadi seorang ninja Konoha."
Tidak perlu tunggu lama, Kushina langsung menghambur menuju ke bawah untuk mengisi formulir kependudukan. Meninggalkan Sarutobi yang masih bengong karena ditinggal begitu saja.
Minato duduk dengan manis seperti biasanya di bangkunya. Ia tidak sekelas dengan anggota gengnya tapi itu bukan masalah. Mengingat ialah yang mendapatkan peringkat terbaik dari indeks seluruh murid seangkatannya di Akademi.
Ketika sang sensei masuk dengan membawa murid baru. Minato memperhatikan dengan cermat dan agak sedikit terkejut. Uzumaki san, batinnya.
"Baiklah semuanya! Lihat ke depan! Kita kedatangan murid baru. Maukah kau memperkenalkan diri, Kushina?" Tanya si sensei.
"Namaku Uzumaki Kushina. Salam kenal," ucapnya singkat sambil tersenyum.
"Baiklah Uzumaki san, duduklah dimanapun kau mau," kata si sensei, "Kita akan segera memulai pelajaran."
Kushina mengambil bangku tepat disebelah Minato. Tidak mengacuhkan pandangan jealous dari para cewek di kelas. "Jadi? Kita sekelas?" Tanya Kushina basa-basi.
"Begitulah," jawab Minato, "Tapi kau terlambat sekali. Kau harusnya sudah masuk sejak beberapa hari yang lalu. Kukira kau ada di kelas lain."
Kushina nyengir lebar, "Kau mencariku?"
Wajah Minato bersemu merah. "Bukan begitu.. Aku.. Aku tidak bermaksud begitu," Minato memalingkan wajahnya dari Kushina dan memandang kearah sensei yang menjelaskan pelajaran sementara Kushina tertawa kecil.
Hari demi hari berlalu dan tanpa terasa sudah hampir setahun berlalu. Minato, seperti biasa, selalu mendapatkan peringkat Murid Teladan, sedangkan Kushina…
Kushina sedang sibuk mengutak-atik sesuatu di sudut sementara Mikoto mendekatinya.
"Hei, Kushina chan.. sedang apa?" Tanya Mikoto polos.
"Eh.. Tidak apa-apa kok.." jawab Kushina panik lalu melengos pergi.
Beberapa menit kemudian datanglah si sensei menjelaskan pelajaran. Lalu…
DDDDUUUAAAAAAAAARRRRRRRRR!!!!!!!!!!!!BLAR BLAR BLAR!!!!!!!!!!!!!
Muncullah pelangi cat dari ujung pojok ruangan. Menebarkan pesona warnanya pada dinding, kursi, meja, pintu, jendela, bahkan… sensei. Kushina tertawa terbahak-bahak.
Sensei menutup matanya dan mengerutkan kening, "Kuuuusshiiinnaaaaa…..!!"ucapnya bagai genderuwo dengan aura neraka tingkat ke 5. "BERSIHKAN INI SEKARANG JUGA!!!! KAU DIHUKUM MEMBERSIHKAN KELAS SELAMA 1 MINGGU!!!!!!"
Tim piket kelas menggerutu. Kushina masih tertawa terbahak-bahak. Tidak mengacuhkan pandangan tajam sensei padanya. Ketika tawanya mulai reda, ia mengambil pel dan mulai membersihkan kelas. Mengikuti teman-temannya.
"Ini semua gara-gara kau! Dasar biang onar!" desis anak cewe yang Kushina tidak tahu namanya, tapi sering melihat Minato diam-diam dan sering juga menatap jealous Kushina karena ia dapat bergaul dengan bebas dengan Minato, sang Murid Teladan dan Idola cewe-cewe.
"Ayolah.. Kau juga senang kan? Dari jidatmu tertulis itu," balas Kushina sambil tertawa. Kontan si anak langsung megang jidatnya yang emang lebar.
"Kau tidak seharusnya bersikap begitu Kushina chan," tukas Minato.
"Oh petuah si Muris Teladan.. Berguna sekali.. Biar kusimpan di memori otakku yang paling belakang.." balas Kushina sinis, tapi tidak mau menyakiti Minato dengan mengata-ngatainya lebih dalam. Minato hanya menarik napas dan melanjutkan mengepel.
Akhirnya bel pulang pun berbunyi. Kushina menolak penawaran Mikoto untuk membantunya membersihkan kelas yang menjadi hukumannya. Jadi Mikoto meninggalkannya dan Kushina sendirian, mengelap jendela yang masih agak kotor karena asal-asalan dilap oleh anak-anak cowo.
"Perlu bantuan?" Tanya Minato dari pintu. Kushina membalik badan dan sedikit terkejut.
"Kupikir kau sudah pulang," jawab Kushina sambil kembali mengelap jendela.
"Tidak. Aku pikir kau butuh bantuan, jadi aku.."
"Tidak. terima kasih," potong Kushina pendek, "Aku bisa mengerjakannya sendiri. Lagipula kalau Mikoto saja kutolak, apa yang membuatmu berpikir aku akan menerima bantuanmu?"Kushina melihat kearah Minato.
Minato tersenyum lebar sambil mengambil sapu dan mulai menyapu, "Karena aku mengenalmu lebih lama,"jawabnya.
Kushina mengangkat bahunya dan membiarkan Minato menyapu, "Baiklah. Aku menyerah."
Mereka berdua pun piket bersama tanpa saling melihat.
"Minato, apa kau disini?" Tanya Fugaku yang mendadak mucul di pintu. Minato dan Kushina sama-sama berpaling untuk melihat siapa yang datang. Fugaku mendengus begitu melihat Kushina. Kushina sendiri juga tidak begitu menyukai Fugaku, jadi dia tidak mengacuhkannya. Minato yang belum sadar akan perang dingin ini bertanya, "Iya. Aku disini. Ada apa Fugaku?"
"Sedang apa kau disini? Dengan pengecut kecil itu?" Tanya Fugaku. Kata-kata itu menancap tepat di jantung Kushina. "Apa kau bilang?!!" Tanya Kushina dengan sedikit keras dan dalam.
"Yah.. Pengecut kecil.. Lari dari desanya tanpa bertarung atau melakukan ap.." Fugaku tidak sempat melanjutkan kalimat karena Kushina keburu menerjang dan menjatuhkannya. Kushina meninjunya tepat di tulang rusuk dan mukanya sambil berteriak-teriak, "BERANINYA KAU!!!!KAU SENDIRI, KAU PIKIR APA YANG TELAH KAU LAKUKAN HAH?!?!?!!!!APA YANG KAU TAHU TENTANG PERANG?!?!?!!!"
"Kushina chan! Tenanglah!" Minato berusaha melerai mereka berdua. Minato memegang kedua tangan Kushina untuk mencegahnya melukai Fugaku lebih jauh. Fugaku mengambil kesempatan itu untuk balas menyerang Kushina. Minato yang kaget akan satu pukulan yang dilancarkan Fugaku pada Kushina, melepaskan Kushina. Kushina langsung jatuh terduduk di lantai."He eh, terima kasih Minato kun," ujar Fugaku.
Minato linglung, "Terima kasih untuk apa?"
"Untuk memeganginya selama beberapa saat.. Kau benar-benar teman yang baik Minato.. Kau menahannya dari belakang dan membiarkanku memukulnya.. Tentunya karena kita teman kan? Kau pasti lebih memilihku ketimbang dia. Dia Cuma seorang perempuan.. Dan pengecut kecil.." Fugaku mengakhiri kalimatnya sambil meludah ke arah Kushina. Tapi Kushina bangkit dengan cepat dan melancarkan satu serangan terakhir pada Fugaku. Membuat Fugaku roboh sebelum Kushina menatap tajam Minato dengan pandangan benci.
"Kau membantunya.."
"Kushina chan, aku…"
"Jangan sok akrab denganku!! Aku percaya padamu dan ini balasanmu?!!" Kushina mengelap darah yang keluar dari mulutnya akibat pukulan Fugaku, "Baiklah. Kalau kau lebih memilih untuk berteman dengannya. Untuk memusuhiku. Jangan pernah bicara lagi padaku!" dan Kushina pun pergi begitu saja. Meninggalkan hukumannya yang belum selesai, Fugaku yang terkapar, dan Minato yang cuma bisa bengong.
Akhirnya ujian genin pun dimulai. Minato lulus dengan gemilang. Begitu pula Kushina, ia lulus dengan mudah. Minato menatap daftar anggota tim sambil berharap akan sekelompok dengan Kushina atau meminta maaf padanya sekarang juga. Bagaimanapun, Kushina adalah satu-satunya teman yang dekat dengannya yang gendernya cewek.
Sayangnya tidak. Minato tidak sekelompok dengan Kushina. Jadi iapun menengok kanan-kiri guna mencari Kushina. Dia menemukan Kushina tepat di sebelah kirinya dengan jarak spasi 2 orang. Sayangnya ketika Minato melihatnya, saat itu juga Kushina langsung pergi.
"Hei! Tunggu.." Minato berusaha menyusul Kushina. Saling bertabrakan dengan murid lain yang berkerumun di dekat papan pengumuman yang berisi daftar anggota tim.
"TUNGGU!" teriak Minato. Tapi Kushina bersikap seakan tidak mendengar dan pergi makin jauh. Minato terhimpit diantara banyak orang selagi Kushina makin menghilang.
Minato dengan pasrah menerima putusnya tali silaturahmi diantara mereka. Lagipula, dengan banyaknya misi dan kacaunya guru yang mereka terima, Minato tidak punya waktu lagi untuk memikirkan Kushina atau pergi menemuinya meski ia masih merasa bersalah.
Tahun demi tahun pun berlalu. Anggota tim Minato pun sekarang menjadi terpencar. Anggota tim Minato yang wanita (Author lupa namanya) sudah menjadi anbu, sedangkan teman setimnya yang lain mendapatkan luka dan kehilangan sebelah kakinya, tetapi masih tetap posisi yang bagus di bagian interogasi, sementara Minato sendiri sudah naik jabatan sebagai Jounin.
Dia sedang berada di kantor Hokage ketika Sandaime mengatakan itu.
"Kau mendapat misi untuk mencari informasi. Anggota timmu antara lain Jiraiya, gurumu dan Uzumaki Kushina."
Dan inilah dia, tim baru kecil kita, dengan Jiraiya yang mesum, Kushina yang masih sakit hati dan Minato yang bingung dan serba salah harus bagaimana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar